eSIM dan iSIM saatnya Secure generasi 2 data kalian !
eSIM Generasi2 keamanan data
1. Pengertian SIM (Subscribe Identity Modular)
SIM adalah sebuah chip kecil yang menyimpan informasi penting untuk mengidentifikasi dan mengautentikasi pengguna pada jaringan seluler. SIM memungkinkan perangkat selular (seperti smartphone, tablet, atau IoT device) mengakses layanan suara, SMS, dan data internet.
3. Jenis-Jenis SIM dalam Perangkat Selular SIM fisik:
SIM adalah sebuah chip kecil yang menyimpan informasi penting untuk mengidentifikasi dan mengautentikasi pengguna pada jaringan seluler. SIM memungkinkan perangkat selular (seperti smartphone, tablet, atau IoT device) mengakses layanan suara, SMS, dan data internet.
2. Fungsi Utama SIM
- Identifikasi Pengguna: Menyimpan IMSI (International Mobile Subscriber Identity) yang unik untuk setiap pelanggan.
- Autentikasi: Memverifikasi keabsahan pengguna ke jaringan operator menggunakan algoritma keamanan (seperti Ki Key).
- Penyimpanan Data: Menyimpan kontak, SMS, dan informasi operator.
- Roaming: Memungkinkan akses jaringan di luar wilayah asal (bergantung pada kerja sama operator).
Gambar Kompas.com
- Full-size SIM (jarang digunakan sekarang).
- Mini-SIM (standar lama).
- Micro-SIM (digunakan di beberapa ponsel lama).
- Nano-SIM (standar saat ini, lebih kecil).
- eSIM (Embedded SIM): Chip terintegrasi di perangkat, dapat diprogram ulang tanpa kartu fisik.
- Tidak memerlukan kartu fisik, dapat menyimpan beberapa profil operator.
- Digunakan di perangkat modern seperti iPhone, Google Pixel, dan smartwatch.
4. Cara Kerja SIM
- Inisialisasi: Saat perangkat dinyalakan, SIM mengirim IMSI ke jaringan operator.
- Autentikasi: Operator memverifikasi pengguna menggunakan Ki Key (kunci rahasia di SIM dan database operator).
- Enkripsi: Jika valid, komunikasi dienkripsi untuk keamanan.
- Akses Jaringan: Perangkat terhubung ke layanan seluler (LTE/5G).
5. Keunggulan Teknologi SIM Modern
Kesimpulan secara bahasa teknisnya ;
Teknologi Subscribe Identity Modular (SIM) terus berkembang dari kartu fisik ke solusi digital (eSIM/iSIM), meningkatkan fleksibilitas dan keamanan untuk perangkat selular. Dengan dukungan jaringan 5G, peran SIM semakin vital dalam konektivitas mobile.
1. eSIM (Embedded SIM)
- eSIM: Fleksibel untuk ganti operator tanpa ganti kartu.
- Keamanan Tinggi: Proteksi terhadap cloning dan penyadapan.
- Multi-Profil: eSIM bisa menyimpan beberapa nomor/operator sekaligus.
- 5G & SIM: SIM modern mendukung autentikasi lebih cepat untuk jaringan 5G.
- iSIM (Integrated SIM): Chip SIM terintegrasi langsung ke prosesor perangkat (lebih efisien).
Teknologi Subscribe Identity Modular (SIM) terus berkembang dari kartu fisik ke solusi digital (eSIM/iSIM), meningkatkan fleksibilitas dan keamanan untuk perangkat selular. Dengan dukungan jaringan 5G, peran SIM semakin vital dalam konektivitas mobile.
Sementara bahasa umumnya ;
eSIM (embedded SIM) adalah SIM digital yang tertanam langsung ke dalam perangkat elektronik, seperti ponsel pintar, tablet, atau smartwatch. eSIM memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan paket seluler dari operator tanpa perlu menggunakan kartu SIM fisik.
Beberapa manfaat eSIM, di antaranya:
eSIM memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
- Lebih aman karena tidak dapat dilepas jika perangkat hilang atau dicuri
- Tidak perlu mendapatkan, membawa, dan menukar kartu SIM fisik
- Dapat beralih antar-SIM dengan mudah
- Dapat mengelola delapan eSIM atau lebih
- Dapat mengaktifkan paket baru secara digital
- Mempercepat proses pendaftaran dan aktivasi nomor
- Lebih awet karena daya tahannya lebih baik dibandingkan kartu SIM fisik
- Lebih mudah digunakan karena tidak perlu membongkar-pasang kartu SIM
- Berlaku multinasional karena dapat digunakan di berbagai negara
Timeline teknologi eSIM ;
Berikut adalah sejarah dan timeline penemuan eSIM dan iSIM, dua teknologi pengganti SIM fisik tradisional:1. eSIM (Embedded SIM)
A. Awal Pengembangan (2010-an):
- Konsep eSIM pertama kali diperkenalkan oleh GSMA (Global System for Mobile Communications Association) sekitar 2010–2012 sebagai standar baru untuk SIM yang dapat diprogram ulang.
- Tujuannya adalah menyederhanakan konektivitas perangkat IoT dan mobile.
B. Peluncuran Resmi (2016):
- GSMA merilis standar eSIM secara resmi pada 2016 dengan spesifikasi Remote SIM Provisioning (RSP).
- Perangkat pertama yang mendukung eSIM: Apple Watch Series 3 (2017) dan Google Pixel 2 (2017).
- Smartphone flagship seperti iPhone XS (2018) mulai mengadopsi eSIM + SIM fisik (dual-SIM).
C. Perkembangan Terkini:
A. Awal Pengembangan (2018–2020):
- eSIM kini digunakan di smartphone, tablet, smartwatch (e.g., Apple Watch), laptop (e.g., Microsoft Surface), dan mobil (e.g., Tesla).
- Standar eSIM untuk 5G diperbarui untuk keamanan dan efisiensi yang lebih baik.
A. Awal Pengembangan (2018–2020):
- iSIM adalah evolusi lanjutan dari eSIM, di mana fungsi SIM diintegrasikan langsung ke dalam System-on-Chip (SoC) perangkat.
- Dikembangkan oleh perusahaan chip seperti Qualcomm, Samsung, dan ARM.
B. Peluncuran Perdana (2022-2023):
- Qualcomm memperkenalkan dukungan iSIM di chipset Snapdragon 8 Gen 2 (2022).
- Perangkat pertama dengan iSIM: Samsung Galaxy S23 (2023) dan beberapa perangkat IoT.
- iSIM menghemat ruang, daya, dan biaya produksi dibanding eSIM.
Perbandingan Timeline
Teknologi Tahun Konsep Tahun Peluncuran Komersial Contoh Perangkat Pertama
eSIM 2010–2012 2016 (standar GSMA), 2017 (perangkat) Apple Watch Series3, Pixel 2
iSIM 2018–2020 2022–2023 Samsung Galaxy S23, IoT Qualcomm
Masa Depan eSIM & iSIM
eSIM akan mendominasi pasar smartphone dan wearable, sementara iSIM diproyeksikan untuk perangkat IoT skala besar (sensor, tracker, smart city) karena efisiensinya.
SIM fisik perlahan akan berkurang, tetapi masih digunakan di wilayah dengan adopsi eSIM terbatas.
Lebih dari sekadar pengganti kartu SIM fisik, e-SIM yang tertanam langsung dalam perangkat menghadirkan efisiensi bagi pengguna dan operator. Selain meningkatkan keamanan data pribadi, teknologi ini juga memperkuat ekosistem Internet of Things (IoT) serta mendukung efisiensi operasional industri telekomunikasi.
Meutya juga menyoroti pentingnya pembatasan jumlah nomor seluler yang terdaftar atas satu Nomor Induk Kependudukan (NIK). Sesuai Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2021, saat ini berlaku batas maksimal tiga nomor per operator, atau total sembilan nomor untuk tiga operator berbeda.
“Ada kasus di mana satu NIK digunakan lebih dari 100 nomor. Ini sangat rawan untuk kejahatan digital dan membuat pemilik NIK yang sebenarnya harus menanggung akibat dari sesuatu yang tidak ia lakukan,” ungkap Meutya.
Sebagai langkah lanjutan, Kementerian Komunikasi dan Digital akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permenkomdigi) baru yang memperketat pengawasan terhadap pembatasan tersebut, sekaligus memperkuat aspek verifikasi identitas dalam proses registrasi.
Menkomdigi juga mengapresiasi operator seluler seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Smart Telecom yang telah menyediakan layanan migrasi ke e-SIM, baik di gerai maupun secara daring. Pemerintah mendorong operator untuk aktif mengedukasi masyarakat dalam kampanye migrasi sebagai bagian dari Gerakan Nasional Kebersihan Data Digital.
“Untuk saat ini, migrasi belum bersifat wajib. Namun, kami sangat menganjurkan masyarakat dengan perangkat yang sudah mendukung e-SIM untuk segera beralih. Ini demi keamanan data pribadi dan perlindungan terhadap penyalahgunaan identitas,” tegas Meutya.
Dengan populasi 280 juta jiwa dan 350 juta nomor seluler aktif, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam tata kelola data pelanggan. Menkomdigi Meutya Hafid menegaskan komitmennya untuk membersihkan data seluler yang bermasalah dan membangun ekosistem digital yang aman, bersih, dan bertanggung jawab.
“Gerakan ini adalah untuk keamanan kita bersama. Migrasi e-SIM dan pembaruan data pelanggan akan menjadi fondasi penting menuju ruang digital Indonesia yang lebih sehat dan terpercaya,” pungkasnya.
================================================= ================================================= Keterangan :
iSIM 2018–2020 2022–2023 Samsung Galaxy S23, IoT Qualcomm
Masa Depan eSIM & iSIM
eSIM akan mendominasi pasar smartphone dan wearable, sementara iSIM diproyeksikan untuk perangkat IoT skala besar (sensor, tracker, smart city) karena efisiensinya.
SIM fisik perlahan akan berkurang, tetapi masih digunakan di wilayah dengan adopsi eSIM terbatas.
Foto Komdigi
Pada tanggal 11 April 2025, Menkomdigi Meutya Hafid Umumkan Migrasi e-SIM Demi Ruang Digital yang Aman. Dalam peluncuran kemarin bu mentri nemegaskan "e-SIM adalah solusi masa depan. Dengan integrasi sistem digital dan pendaftaran biometrik, teknologi ini memberikan perlindungan ganda terhadap penyalahgunaan data serta kejahatan digital yang marak seperti spam, phishing, dan judi online” ujarnya dalam Sosialisasi Peraturan Menteri tentang e-SIM dan Pemutakhiran Data di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (11/4).
Meutya juga menyoroti pentingnya pembatasan jumlah nomor seluler yang terdaftar atas satu Nomor Induk Kependudukan (NIK). Sesuai Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2021, saat ini berlaku batas maksimal tiga nomor per operator, atau total sembilan nomor untuk tiga operator berbeda.
“Ada kasus di mana satu NIK digunakan lebih dari 100 nomor. Ini sangat rawan untuk kejahatan digital dan membuat pemilik NIK yang sebenarnya harus menanggung akibat dari sesuatu yang tidak ia lakukan,” ungkap Meutya.
Sebagai langkah lanjutan, Kementerian Komunikasi dan Digital akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permenkomdigi) baru yang memperketat pengawasan terhadap pembatasan tersebut, sekaligus memperkuat aspek verifikasi identitas dalam proses registrasi.
Menkomdigi juga mengapresiasi operator seluler seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Smart Telecom yang telah menyediakan layanan migrasi ke e-SIM, baik di gerai maupun secara daring. Pemerintah mendorong operator untuk aktif mengedukasi masyarakat dalam kampanye migrasi sebagai bagian dari Gerakan Nasional Kebersihan Data Digital.
“Untuk saat ini, migrasi belum bersifat wajib. Namun, kami sangat menganjurkan masyarakat dengan perangkat yang sudah mendukung e-SIM untuk segera beralih. Ini demi keamanan data pribadi dan perlindungan terhadap penyalahgunaan identitas,” tegas Meutya.
Dengan populasi 280 juta jiwa dan 350 juta nomor seluler aktif, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam tata kelola data pelanggan. Menkomdigi Meutya Hafid menegaskan komitmennya untuk membersihkan data seluler yang bermasalah dan membangun ekosistem digital yang aman, bersih, dan bertanggung jawab.
“Gerakan ini adalah untuk keamanan kita bersama. Migrasi e-SIM dan pembaruan data pelanggan akan menjadi fondasi penting menuju ruang digital Indonesia yang lebih sehat dan terpercaya,” pungkasnya.
================================================= ================================================= Keterangan :