Perusahaan Fintech ambil pendapatan dari sumber apa ?
Bisnis financial technology (fintech) memiliki berbagai model pendapatan yang bergantung pada layanan atau produk yang ditawarkan. Secara umum, fintech mengambil pendapatan dari beberapa sumber utama berikut:
1. Biaya Transaksi
Banyak perusahaan fintech mengambil pendapatan dari biaya yang dikenakan setiap kali pengguna melakukan transaksi. Ini umum untuk layanan pembayaran digital, transfer uang, dan gateway pembayaran. Beberapa contohnya:
- Payment gateways seperti OVO, GoPay, atau DANA mungkin mengambil komisi kecil dari transaksi yang diproses.
- Platform pinjaman online dapat mengenakan biaya dari jumlah pinjaman yang dikeluarkan.
2. Bunga dan Fee Pinjaman
Fintech yang berfokus pada lending atau pinjaman peer-to-peer (P2P) sering mengambil pendapatan dari bunga pinjaman dan biaya layanan yang dikenakan kepada peminjam maupun pemberi pinjaman.
- Peminjam: Biasanya dikenakan suku bunga tertentu dari dana yang mereka pinjam.
- Pemberi pinjaman (investor): Ada platform yang mengenakan biaya manajemen atas dana yang mereka investasikan atau biaya dari bunga yang mereka terima.
3. Biaya Langganan atau Keanggotaan
Beberapa perusahaan fintech menawarkan layanan berbasis langganan atau keanggotaan untuk produk premium, misalnya aplikasi pengelolaan keuangan, analisis investasi, atau laporan keuangan.
- Contoh: Layanan robo-advisor atau aplikasi pengelolaan keuangan pribadi yang menawarkan fitur premium untuk biaya bulanan.
4. Spread Bunga (Interest Rate Spread)
Model bisnis ini banyak digunakan oleh neobank atau bank digital. Mereka menghasilkan pendapatan dari selisih antara suku bunga yang mereka bayarkan kepada penyimpan dan suku bunga yang mereka kenakan kepada peminjam.
- Misalnya, bunga tabungan rendah bagi nasabah tetapi bunga pinjaman yang dikenakan lebih tinggi, sehingga bank mendapatkan margin.
5. Iklan dan Kemitraan
Beberapa aplikasi fintech, terutama yang menawarkan layanan gratis atau freemium, menghasilkan pendapatan melalui iklan atau kemitraan dengan pihak ketiga.
- Misalnya, fintech pengelolaan keuangan pribadi bisa menjalin kerja sama dengan institusi keuangan untuk merekomendasikan produk, seperti asuransi atau kartu kredit, dengan komisi atas konversi.
6. Penjualan Data dan Analisis
Big data menjadi aset berharga dalam fintech. Beberapa perusahaan mungkin memanfaatkan data pengguna (secara anonim dan sesuai dengan regulasi privasi) untuk membuat laporan pasar, analisis risiko, atau menjual informasi yang bermanfaat bagi bisnis lain seperti perusahaan asuransi, investasi, atau e-commerce.
7. Biaya Layanan Manajemen Aset
Layanan fintech yang bergerak di bidang wealth management atau investasi (seperti platform investasi reksadana, saham, atau robo-advisor) biasanya mengambil pendapatan dari biaya manajemen atau administrasi dari portofolio yang dikelola.
- Misalnya, biaya administrasi tahunan atau biaya dari profit investasi yang dikelola.
8. Biaya Penarikan Tunai atau Transfer
Banyak layanan fintech seperti dompet digital atau platform transfer uang yang mengenakan biaya saat pengguna ingin menarik dana tunai atau melakukan transfer antarbank.
9. Revenue Sharing
Fintech yang bermitra dengan berbagai pihak, seperti toko online atau institusi keuangan, bisa mendapatkan pendapatan dari model bagi hasil (revenue sharing) atas transaksi yang difasilitasi melalui platform mereka.
10. Biaya Asuransi dan Proteksi
Platform fintech yang menawarkan produk asuransi digital mengambil komisi atau biaya atas setiap polis yang dijual. Selain itu, beberapa fintech juga menawarkan produk proteksi (misalnya, proteksi kartu kredit atau pembelian online) yang dikenakan biaya kepada pengguna.
11. Kolaborasi dengan Riteller
Untuk dapat sustainable dan bertahan panjang di dunia fintech. Jauh lebih baik berkolaberasi dengan bisnis riteller kebutuhan pokok sehari-hari. Sehingga ada transaksi setiap hari. Contohnya PT. Dompet Walet, awalnya perusahaan rintisan diluar Gojek, pada akhirnya berkolaborasi dengan mereka dan kuat menjadi brand GoPAY. Sementara www.siaptoko.com sebagai POS KASIR nya Laundry ASRI, MWE(R) Academy & Consulting, www.suksesbisnislaundry.com , Solusi Transportasi Online Profesional, RatuJawi.com dan Kuliner Explorer.com. Akan terus mendukung dan mengembangkan siapcash untuk menunjang transaksi bayar-bayar untuk customer. Dan siapa yang mau kolaborasi dengan kami ???, masih terbuka peluang.
12. Contoh Fintech dari pihak BANK
Ada brand Blu dari BCA. Yang lebih dulu peka Bank Mandiri dengan aplikasi Livin' -nya. Dan yang baru-baru ini Bank BNI dengan aplikasi "wondr" . Kenapa Bank-bank bikin aplikasi mobile dengan brand baru ?. Fintech ini untungnya 0,1000 (kecil) dengan resiko dan maintenance yang mahal. Bocil-bocil Singapore "pinter" cari cuan. Dengan modal uang sakunya, lalu bikin aplikasi "PINJOL" dengan pasar Indonesia, menyasar semua kalangan. Ketika ditutup OJK, beralih bikin "Judi Online" juga untuk menyasar pasar Indonesia. Anehnya data kita "kebeli" mereka semua !.
Setiap fintech biasanya memiliki kombinasi model pendapatan untuk memastikan arus kas yang stabil, tergantung pada jenis layanan yang ditawarkan dan target pasar mereka.
Jadi sobat Siaptoko.com punya pengalaman apapun itu tentang fintech, bitcoin dan blokchain ?. Boleh kirim kabar, ngobrol onffline share grup. Bentuk badan usahanya, apk nya ?, web 3 -nya sampai perdagangannya.....